Semakin tua dewasa, tentu aku mulai mengerti apa arti memahami diri sendiri. Ketika hidup menuntut bahwa punya prinsip itu merupakan keharusan. Tak lagi menoleh ke banyak arah untuk menentukan keputusan. Bahwa segala yang tepat untuk orang lain, belum tentu sesuai untukku. Aku mulai melangkah sesuai keyakinanku. Walaupun, terkadang menemukan ketidaksesuaian di sana. Tapi, ya begitulah perjalanan. Ya sudah, lakukan saja.
Aku adalah pribadi yang sangat tertutup. Sulit untuk bercerita pada orang lain. Termasuk keluargaku sendiri. Banyak hal dan cerita yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Entah cerita senang, sedih atau biasa saja. Mungkin aku begitu karena kebanyakan respon yang terjadi setelah aku bercerita tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan. Sehingga aku memilih diam. Kalau keluar rumah, aku hanya pamit untuk dolan. Ya dolan atau main alias jalan sama teman.
Semua ketertutupan itu lalu membentuk kumpulan sifat dan perasaan yang tidak bagus. Bahkan berimbas terhadap kehidupan sehari-hari. Aku menjadi pemalu, minder, dan sering merasa sendiri. Tidak hanya itu, sifatku itu sering membuatku tersesat. Kejadian yang paling sering kualami adalah nyasar karena buta jalan. Asli, sulit banget menghafal jalan. Selain malu dan males buat tanya. Kadang sudah diterangkan rute jalan tapi otakku tidak bisa menangkap dengan baik.
Kejadian pertama nyasar adalah waktu aku ingin mendaftar kuliah sendiri dan belum tahu di mana letak kampusnya. Di pinggir jalan aku menyetop angkot asal, kupikir karena satu arah. Ketika kubilang ingin turun di kampus itu. Kernetnya kebingungan. Fix! aku gagal menjalankan misi modal nekat.
Kejadian kedua, waktu pengin ikut kumpul-kumpul komunitas. Hemm, karena memang baru pertama kali dan belum ada yang kenal sama sekali. Ya sudah cus saja, cukup tahu lokasi dan naik bus apa karena nyimak thread komenan di facebook. Well dengan cukup sok tahu dan analisis bayangan. Naiklah bus dan turun sesuai ancer-ancer. Ya sudah, habis itu jalan sambil melihat nama-nama bangunan. Hemm, sudah lama berjalan kok yang ada hanya rumah-rumah besar dengan rimbunan pohon bambu di sekelilingnya, sementara trotoar semakin mepet dengan jalan raya dengan kendaraan-kendaraan yang begitu kencangnya melintas terus menerus. Sama-sekali tidak ada orang yang bisa untuk ditanyai. Mulai menyadari nyasar. Tapi aku tetap berjalan sampai menemukan orang. Pada akhirnya aku bertanya. Ternyata posisiku sangat jauh dari lokasi, sehingga aku harus putar balik naik angkot. Yeaah...
Kejadian ketiga masih edisi mau ikut kumpul-kumpul. Pengetahuan awalku hanya berupa googling di google maps. Masih sendiri tanpa teman. Berangkatnya sih sukses. Tapi pulangnya mak, ibarat komedi putar, naik angkot pindah sana sini, ke situ lagi, situ lagi. Kebetulan tanya sama orang yang nggak ngerti dan pendengarannya kurang. Tanya pada orang kedua pun dengan pengetahuan wilayah yang pas-pasan. Cocok banget ini kalau ada backsound lagunya Cakra Khan pas bagian "Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang....." terus dleweran air mata saking capeknya.
Coba gitu ada aplikasi anti nyasar di setiap kota, yang bikin adalah ahli IT bekerja sama dengan orang yang benar-benar mengetahui suatu wilayah sedetail-detailnya sampai pelosok-pelosok. Cara kerja aplikasinya adalah kita buka fitur kamera yang otomatis bisa scan keadaan di sekitar, pokoknya kayak cara kerja scan barcode gitu. Setelah terscan, munculah keterangan kita lagi ada di mana. Nah, terus ada fitur pick me up yang bisa diklik. Terus, tinggal nunggu pangeran berkuda putih buat jemput, hahaha. Kalau gini kan nggak perlu pakai baper. Sudah pasti banyak banget yang download. Terutama cewek.
Tapi, ya menurutku semakin modern suatu zaman, malah bikin kita jarang berinteraksi dengan orang secara langsung. Apa-apa jadi mengandalkan gadget. Semoga kita tetap bijak saja menjalani kehidupan ini. Seperti BNI yang kini lebih fleksibel.
Dengan fitur #ASKBNI di Twitter @BNI46, nasabah diberi kemudahan untuk mendapatkan informasi apapun terkait BNI. Duuuh, makin gampang banget hidup ini. Nggak ada lagi deh istilah "Malu Bertanya, Sesat di Pelaminan *ups. Karena sudah yakin kalau "Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan" #AskBNI. Tweet saja @BNI46, pernyataan yang diajukan, tak lama kemudian pasti dijawab.
Coba gitu ada aplikasi anti nyasar di setiap kota, yang bikin adalah ahli IT bekerja sama dengan orang yang benar-benar mengetahui suatu wilayah sedetail-detailnya sampai pelosok-pelosok. Cara kerja aplikasinya adalah kita buka fitur kamera yang otomatis bisa scan keadaan di sekitar, pokoknya kayak cara kerja scan barcode gitu. Setelah terscan, munculah keterangan kita lagi ada di mana. Nah, terus ada fitur pick me up yang bisa diklik. Terus, tinggal nunggu pangeran berkuda putih buat jemput, hahaha. Kalau gini kan nggak perlu pakai baper. Sudah pasti banyak banget yang download. Terutama cewek.
Menunggu jemputan pangeran berkuda putih
Tapi, ya menurutku semakin modern suatu zaman, malah bikin kita jarang berinteraksi dengan orang secara langsung. Apa-apa jadi mengandalkan gadget. Semoga kita tetap bijak saja menjalani kehidupan ini. Seperti BNI yang kini lebih fleksibel.
Dengan fitur #ASKBNI di Twitter @BNI46, nasabah diberi kemudahan untuk mendapatkan informasi apapun terkait BNI. Duuuh, makin gampang banget hidup ini. Nggak ada lagi deh istilah "Malu Bertanya, Sesat di Pelaminan *ups. Karena sudah yakin kalau "Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan" #AskBNI. Tweet saja @BNI46, pernyataan yang diajukan, tak lama kemudian pasti dijawab.
Keren ya BNI, punya aplikasi yang sangat membantu nasabahnya. Andai semua bank bikin seperti ini, indahnya hidupku ^^
BalasHapusHihihi. aku juga mau mba kalo ada aplikasi gitu.
BalasHapusdulu sering nyasar jadi hafal rute angkot, sekarang udah lupa lagi...
Moga segera tiba pangeran berkuda putihnya yaa hihihi. AKu palin sering nyasar2. Ke kantornya bojoku aja masa aku nyasar coba >.<
BalasHapusSetelah memakai aplikasi BNI ini pasti dijamin ngga nyasar lagi ya mbak Aditya :)
BalasHapus