Jagad jasa pengiriman barang harus mulai waspada nih. Pasalnya muncul jasa pengiriman baru yang memanjakan calon customernya. Dialah J & T Express, ekspedisi yang siap jemput barang di rumah. Jadi kita nggak perlu repot-repot datang ke tempat pengiriman barang. Sprinter (kurir) akan datang mengambil, bahkan siap bantu packing. Walapun paket yang dikirim cuma satu biji, bakal dijabanin juga sama petugasnya dan semua gratis. Kemarin nyoba kirim paket. Dengan taruhan deg-degan karena satu paket mesti sampai ke Jakarta besoknya. buyernya sih sudah rela pakai YES nya JNE dengan biaya Rp. 25.000. Cuma waktu itu aku kesulitan akses untuk wira-wiri.
Minggu, 28 Februari 2016
Senin, 22 Februari 2016
The Lazy Blogger Wanna Be
Selamat ulang tahun Gandjel Rel, satu tahun sudah usiamu. Senang sekali menjadi bagian dari komunitas ini. Aku jadi punya alasan untuk ke Semarang dan mengenalnya. Dari kopdar dan ikut berbagai acara di Semarang. Seenggaknya, tahu nama-nama tempat di kota Lunpia ini.
Jujur saja ya, aku nggak berani loh menyebut diri sebagai blogger. Iya lantaran jarang update blog. Jadi merasa kurang pantas disebut blogger. Menurutku dalam kata blogger, ada komposisi keahlian, profesionalitas, ketekunan dan kecintaan. Dan porsiku hanya seujung kuku untuk dari unsur-unsur itu.Yah, semacam kata hacker. Mendengar itu terbersit kesangaran yang waw gitulah. Jadi sementara ini menyebut diri sebagai blogger wanna be hahaha. Bodo amatlah.
Jujur saja ya, aku nggak berani loh menyebut diri sebagai blogger. Iya lantaran jarang update blog. Jadi merasa kurang pantas disebut blogger. Menurutku dalam kata blogger, ada komposisi keahlian, profesionalitas, ketekunan dan kecintaan. Dan porsiku hanya seujung kuku untuk dari unsur-unsur itu.Yah, semacam kata hacker. Mendengar itu terbersit kesangaran yang waw gitulah. Jadi sementara ini menyebut diri sebagai blogger wanna be hahaha. Bodo amatlah.
Then, kayaknya juga nih sebagai blogger wanna be belum cocok juga. Karena
usaha-usaha untuk jadi blogger nggak dilakuin. Contohnya, minimal posting
tulisan seminggu sekali. Itu susah, menurutku. Yes, susah ngumpulin niatnya,
hehe. Jadi menurutku nih ya, tipe blogger kayak aku gini cocoknya dilabeli the lazy blogger wanna be alias mau jadi
blogger tapi males. Panjang amat yak. Kalau titel tambah panjang kayaknya
pinter banget. Lha iniiiiii?
Sebagai blogger
males, tentu aku salut dengan mereka yang intensif mengisi blognya. Menurutku mereka
itu barulah patut disebut blogger sejati. Ibarat artis bejibun di Indonesia, cuma
beberapa yang patut disebut seniman. Blogger males ini sebenarnya butuh
training. Pertama, iming-iming. Ini wujudnya dalam bentuk materi. Misal dari
ngeblog bisa dapet duit, gadget, syukur-syukur bisa bangun rumah. Yes itu dia
bakal bikin kemecer. Walaupun yah, banyak lah manfaat dari ngeblog, bisa kenal
banyak orang kalau kopdar, dapet ilmu, blognya memberi pencerahan, de el el.
Namun, jawaban kayak gini kurang disukain Deddy Corbuzier, hihihihi. Jelasnya,
elu ngeblog dapat apa?
Kenyataannya blogger menekuni blog pasti pengin ada rewardnya. Kalau nggak, ngapai mikir DA, PA, PV dan apalah-apalah itu. Nulis ya nulis aja keleus. Ada yang baca apa enggak ya sebodo amat. Kayak Alyssa Soebandono aja. Dia nulis blog juga. Updatenya ya suka-suka dia, setahun sekali, setengah tahun, pas lagi niat. Yes, karena blognya isinya cerita. Not money oriented blog. She’s not a blogger. Jadi, kalau mau jadi blogger ya mestinya melakukan yang blogger sejati lakukan. Allright.
Jumat, 05 Februari 2016
Aplikasi Anti Nyasar Bagi Mereka yang Malu bertanya
Semakin tua dewasa, tentu aku mulai mengerti apa arti memahami diri sendiri. Ketika hidup menuntut bahwa punya prinsip itu merupakan keharusan. Tak lagi menoleh ke banyak arah untuk menentukan keputusan. Bahwa segala yang tepat untuk orang lain, belum tentu sesuai untukku. Aku mulai melangkah sesuai keyakinanku. Walaupun, terkadang menemukan ketidaksesuaian di sana. Tapi, ya begitulah perjalanan. Ya sudah, lakukan saja.
Aku adalah pribadi yang sangat tertutup. Sulit untuk bercerita pada orang lain. Termasuk keluargaku sendiri. Banyak hal dan cerita yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Entah cerita senang, sedih atau biasa saja. Mungkin aku begitu karena kebanyakan respon yang terjadi setelah aku bercerita tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan. Sehingga aku memilih diam. Kalau keluar rumah, aku hanya pamit untuk dolan. Ya dolan atau main alias jalan sama teman.
Langganan:
Postingan (Atom)