Desa
Sumberayem sedang geger dengan berita pencurian ayam yang kerap terjadi
akhir-akhir ini. Beberapa warga mengaku kehilangan ayamnya. Entah bagaimana
cara mencurinya. Tahu-tahu ayam mereka tidak pulang ke kandang.
“Semoga
ayam kita aman-aman saja ya Nuri.” kata Nura kepada adiknya.
“Iya, semoga tidak ada yang mencurinya.” sahut Nuri.
Tak
disangka, dua hari kemudian ayam Nuri hilang. Ayam yang ia beri nama Brintik
itu tidak kembali. Biasanya ia sudah bertengger di dahan pohon rambutan
belakang rumah bersama Lurik. Kini, ayam Nura itu sendirian di dahan sana.
Dibantu
ayah dan ibu, dua bocah kembar itu pun mencari Brintik yang menghilang. Namun,
sampai matahari benar-benar amblas, mereka tidak menemukan Brintik.
“Besok
kita lanjutkan mencari Brintik lagi ya Nuri?” kata ayahnya menghibur anak
bungsunya yang tampak muram.
“Iya
Yah.” sahut Nuri lesu.
Keesokan
harinya setelah bersusah payah mencari, Brintik tetap tidak ditemukan. Akhirnya
Nuri merelakan ayamnya yang raib.
“Udahlah
jangan sedih, kita main dakon aja yuk.” ajak kakaknya menghibur. Mereka pun
bermain dakon di bangku yang terbuat dari semen dekat rumah tetangga. Sekejap,
Nuri pun melupakan kesedihannya.
Saat
asyik bermain, tiba-tiba terdengar suara ‘glodak-glodak’ dari dalam rumah
tetangganya. Padahal rumah itu kosong karena tetangganya sedang bekerja. Kedua
bocah berambut keriting itu langsung mengintip di jendela untuk mengetahui apa
yang terjadi. Begitu mereka tiba, suara itu langsung lenyap.
“Aneh
ya, kok tiba-tiba suaranya hilang?” gumam Nura menoleh pada adiknya.
“Ah
paling tikus.” sahut Nuri cuek.
“Kayaknya
sih.” Nura mengedikkan bahu. Mereka pun meneruskan permainan kembali.
Tak
berselang lama suara ‘glodak-glodak’ itu muncul lagi. Malah, semakin berisik
dan gaduh.
“Aduh….suara
apaan sih itu?” desis Nuri.
“Yuk,
kita intip lagi.” ajak Nura.
Mereka
pun kembali mengintip. Tidak ada apapun disana dan suara itu langsung hilang
lagi.
“Jangan-jangan
itu pencuri Nuri.” kata Nura tampak curiga.
“Iya,
bisa jadi. Makanya dia langsung ngumpet saat kita datang.”
“Yuk,
kita lapor ayah dan ibu.” ajak Nura serta merta.
Cepat-cepat
keduanya pulang ke rumah. Bersamaan itu, tetangga mereka pulang bekerja. Nura
dan Nuri segera melaporkan apa yang terjadi.
“Yuk
kita lihat.” ajak tetangganya. Mereka berdua membuntut di belakangnya. Dari
luar, suara berisik itu terdengar, tapi setelah pintu dibuka, suaranya langsung
berhenti.
“Sssst.”
Pemilik rumah mengisyaratkan mereka agar diam. Dan suara itu muncul lagi!
ketiganya langsung mencari sumber suara. Di dapur, di kolong tempat tidur, di
kamar mandi, bahkan sampai di lemari. Tapi tetap tidak ada apa-apa.
Saat hampir putus asa. Tiba-tiba sebuah kardus di atas
lemari bergoyang-goyang dan jatuh. Brukk! Dari dalamnya keluarlah seekor ayam
berbulu hitam dan putih.
“Brintiiiiiiiiiiiiiiik!” pekik Nuri kencang. Si Brintik
malah kelabakan dan berlari kesana-kemari sambil berteriak
petok….petok….petok….petok…. Nura tertawa terpingkal-pingkal. Ternyata Brintik mencari
tempat untuk bertelur, hahahaha.
mantappp
BalasHapustarif kirim motor kantor pos