Hai kawan, mau cerita tentang Kampoeng Kopi Banaran nih. Udah
dua bulan lalu kesana pas rame-ramenya lagi. Tapi justru asyik, karena aman dari begal,
haha. Ya, karena tempatnya luaaas banget. Itu saja pertama kali saya ke sana, padahal ratusan kali bolak-balik Ungaran-Salatiga pas jadi mahasiswa, sampai sekarang sih, hehe. Waktu itu perasaan
berkata kalau tempat itu buat orang-orang eksklusif doang. Soalnya dari depan
eksotis dan kelihatan mahal, ditambah pemandangan bapak-bapak lagi main tenis serasa hidup selow banget gitu, jadi jiper deh, hahaha. Taunya habis baca di postingan blognya mbak Dedew. Tempatnya
nyaman dan kayak tempat wisata perkebunan gitu.
Masuk ke sana saya cuma bayar parkir. Lalu menelusuri jalan
yang pinggir-pinngirnya seperti villa untuk hunian. Ada minimarket juga, yang
harganya standar pasaran alias tidak ngepruk *istilah jawanya.Tak jauh dari situ terdapat saung-saung dan tikar untuk
nongkrong dan memesan makanan. Menurut saya si mahal, sekalipun mahal itu relatif tapi untuk sepiring nasgor dengan harga Rp. 27.000. nggak ah, *dasar irit. Selain juga ada goreng-gorengan macam mendoan
dan pisang goreng. Tapi ngapain coba, di tempat wisata kita makan gorengan yang satunya aja dua ribu. Sebenarnya yang pengen saya cobain itu kopinya. Tapi tempatnya penuh semua. Jadi batal ngerasain kuliner dan srutupan ala Banaran deh.
Menelusuri Banaran, saya memanfaatkan momen untuk foto-foto di
kehijauan yang sejuk. Pemandangan di sana memaksimalkan kamera saya.
Melihat nun jauh dari tempat saya, rasa-rasanya ada pedepokan yang musti dimanfaatkan. Mari kisanak!
Baru beberapa jepretan, baterai camdig sudah warning dan saya pun cemas. Lalu berusaha mencari colokan. Kami pun menapaki kehijauan di bawah pohon kelapa sambil berdoa semoga tidak kejatuhan blarak ataupun kelapanya, hihihi. Sampai sini, rasanya aneh. Karena saya mulai menggunakan kata kami, ihirrr. Akhirnya saya menemukan colokan di pedepokan. Thanks God!
Makan jajanan di pedepokan, hihihi
Hamparan hijau yang menyejukkan
Makan jajanan di pedepokan, hihihi
Hamparan hijau yang menyejukkan
Jadi, sebenarnya saya ke Banaran itu tidak lain untuk mencari tempat ndeprok dan foto-foto. Sehingga informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kolam renang, ATV, flying fox ataupun kereta yang mengelilingi perkebunan sungguh belum bisa saya ceritakan. Setidaknya anda tahu tempat colokan jika kehabisan baterai camdig atau hape, mungkin juga bisa meniru pose-pose foto saya, lebih-lebih mencari angel yang menarik sehinga foto jadi gregetz :D. Satu saran saya, kalau kebelet buang air carilah wese yang di dekat restonya, karena yang untuk umum sungguh bauk, hihihihihi.
Sekian yang bisa saya ceritakan tentang kehijauan Banaran. Saya tidak bisa menceritakan estimasi biaya untuk wisata kesini. Karena kami hanya bayar parkir dua ribu rupiah. Mungkin di postingan ini anda merasa dijebak untuk membaca kenarsisan saya. Jika ingin tau KaKoBa yang lebih sohih bisa baca di tulisan mbak Dedew ini. Terima kasih :*
See u Banaran, kapan-kapan kuajak ibuku kesini ya. Insyaallah
Sekian yang bisa saya ceritakan tentang kehijauan Banaran. Saya tidak bisa menceritakan estimasi biaya untuk wisata kesini. Karena kami hanya bayar parkir dua ribu rupiah. Mungkin di postingan ini anda merasa dijebak untuk membaca kenarsisan saya. Jika ingin tau KaKoBa yang lebih sohih bisa baca di tulisan mbak Dedew ini. Terima kasih :*
See u Banaran, kapan-kapan kuajak ibuku kesini ya. Insyaallah
kereenn mb Adit,,
BalasHapusapanya yang keren ran? hihihi
HapusAhahahaaa...kamu ternyata kocak banget ya, nggak sependiam penampakannya *eh
BalasHapushihihi,makasih mbak, sebenarnya juga nggak pendiam banget. mungkin karena baru kenal jadi lebih banyak mendengarkan daripada ngomong. hehehe
BalasHapus