Alhamdulillah it’s Friday (ditulis 3 minggu yang lalu) dan saya baru menyempatkan diri untuk nulis liputan jalan-jalan ke Penerbit Tiga Serangkai dua hari yang lalu. Yap, tepat di tanggal 03 Februari2015. Pada tanggal itu kami komunitas yang suka nulis ini berangkat ke kota Solo berduabelas termasuk dua supir. Sebenarnya rencana ke TS (Tiga Serangkai) itu dijadwalkan bulan Desember. Tapi baru terealisasi Februari ini. Walau pada akhirnya yang berangkat hanya sepuluh orang dengan menyertakan penulis Ambarawa dan teman-teman dari para anggota. Alhamdulilllah semua antusias.
Jam 09.00 WIB semuanya telah berkumpul di rumah Sabar Subadri tempat ngumpul NK kalau kopdaran. Saya agak terlambat sedikit. Padahal yang nyuruh kumpul tepat waktu itu saya, hehehe. Maaf ya frens. Di sana kami kenalan satu sama lain. Karena memang ada yang baru pertama kali bertemu. Pastinya belum afdol juga kalo nggak foto-foto dulu sebelum capcus
Kelar foto-foto kami berangkat dengan dua mobil yang sudah siap. Para pria dan wanita di mobil yang berbeda. Kurang lebih perjalanan selama 2 jam, diselingin beberapa menit kebingungan pas nyari lokasinya. Padahal kita mengandalkan si Kukuh yang katanya pernah ke sana. Eh, dianya juga bingung. Tapi nggak berapa lama akhirnya kami sampai TS pukul 12.30 dan langsung menuju showroom buku-buku TS. *yang ini nggak kefoto :(
Sembari menunggu jam 13.00 WIB kami istirahat dan sholat di mushola yang ada di samping gedung. Pas gitu banyak ibu-ibu yang antri ke kamar kecil. Padahal udah kebelet *kayak gini mesti diceritain ya. Hihihi. Yaudah, saya dan Mbak Paulina nanya aja sama karyawan TS. Yang dengan baik hati mengantar ke suatu tempat yang ndlesep dan berliku-liku yang ternyata di sana ada toilet. Thank you :)
Saya sudah berdoa diberi kelancaran dalam perjalanan dan kegiatan hari itu. Tapi kesialan memang tidak bisa diprediksi. Dan itu hal kecil banget yang gak kepikiran di benak. Waktu habis sholat saya nyari peniti jilbab saya yang kecil. Oh God jatuh di mana sih. Tadi udah ditancepin di baju. Kok ilang. Padahal gak bawa serep. Yang ada cuma bros pink segede kembang mawar yang lagi mekar-mekarnyah. Masa iya mau saya penitiin di bawah dagu. Hellow. Tapi dengan trik ala gueh….semuanya teratasi dengan baik. Saya yakin kok nggak ada yang menyadari keanehan jilbab saya. Walau longgar-longgar gitu. Hihihihi. *hellow….kenapa saya ngelantur segini panjangnya.
INTI DARI KUNJUNGAN
Aduh….yang ini nggak difoto. Sama pak siapa ya? Yang kemarin menyambut kita untuk pertama kali dan mengantar ke lantai 4. Yang di lantai 4 itu baru, saya ngresep penjelasannya. Pengarahan dari Akhi Irfan, marketing manajer TS. Yang menerangkan tentang divisi-divisi penerbitan di TS. TS menerbitkan dua kategori, yakni buku pelajaran dan umum. Buku umumnya fiksi dan nonfiksi. Agama, anak dan remaja. Dengan berbagai imprint nama, yaitu Tinta Medina, Metamind, Metagraf dan Tiga Ananda.
Akhi Irfan :D
Di sini kami diterangkan buku-buku yang laris di Tiga Serangkai. Pas sesi tanya jawab ada yang menanyakan tentang royalti penulis. Pembagian royalti di TS kepada penulis sebanyak 8%. Dari setiap buku yang akan mejeng di toko penerbit sudah memberikan 50% kepada distributor dan toko. Dan sisanya merupakan biaya operasional. Hmm…. Ternyata begitu banyak tanggung jawab penerbit ya. Bukan hanya kepada penulis namun juga kepada pemilik perusahaan apalagi jika bukunya kurang laris tentu mereka lebih bekerja keras menghabiskan buku-buku yang sudah dicetak dengan cara mengikuti book fair alias pameran buku. Hayo…masih nulis asal-asalan tapi pengen diterbitkan?
Setelah sesi tanya jawab selesai kami diajak mengunjungi ruang editor. Kantor dengan berbagai wajah-wajah serius dan tegang, hihihi. Di sini nggak terlalu lama. Lagian saya juga malu nyamperin yang lagi pada khusu’ di depan komputer. Yauda, waktu pertama saya cuma keliling. Lihat-lihat yang lagi gambar pake wacom. Terus, ke mas Fahmi editor buku umum yang udah kenal pas kopdar IIDN bareng TS di Leko. Baru ngobrol-ngobrol bentar udah ditinggal sama rombongan. Yaudah ikutan ngacir paling belakang. huehehehe
Turun ke bawah lagi kami melihat mesin CTCP, yaitu mesin mencetak master tulisan menjadi plat film.
Dari sana langsung ke ruang produksi di mana plat film tadi diubah menjadi kebentuk nyata yang bisa dipegang. That is! Menjadi bentuk lembar-lembar kertas.
Hemm... Di ruangan ini begitu panas dan bising. Tapi para pekerja tetap bersemangat menjalaninya. Hal ini mengingatkan saya tentang suatu hal. Ternyata semua orang bekerja keras untuk sesuap nasi. Mengingat saya sering mengeluh tentang kerjaan. Jadi mikir, saya kurang bersyukur atau apa? Saya sendiri nggak ngerti. Setelah menjadi lembaran kertas dilanjutkan ke penjilidan terus dipotong.
Walaaaa, jadilah buku yang akandilanjutkan mengemas dalam kardus. Selesailah jalan-jalan kami sekitar jam 16.00 WIB. Waktunya pulaaaang ke Salatiga. Kalau aku masih harus naik bis lagi ke Ungaran. Sebelumnya saya mejeng dulu di dekat tulisan yang udah disiapkan pihak TS untuk menyambut kedatangan kami.
CTCP
Dari sana langsung ke ruang produksi di mana plat film tadi diubah menjadi kebentuk nyata yang bisa dipegang. That is! Menjadi bentuk lembar-lembar kertas.
Hemm... Di ruangan ini begitu panas dan bising. Tapi para pekerja tetap bersemangat menjalaninya. Hal ini mengingatkan saya tentang suatu hal. Ternyata semua orang bekerja keras untuk sesuap nasi. Mengingat saya sering mengeluh tentang kerjaan. Jadi mikir, saya kurang bersyukur atau apa? Saya sendiri nggak ngerti. Setelah menjadi lembaran kertas dilanjutkan ke penjilidan terus dipotong.
Thank you for capture my cute face :D
Lalu foto bersama-sama
Pak Ismunandar belum fokus, hihihi
Selesai sudah akhirnyah.... mari cuuus. Balikkk. Thank you Tiga Serangkai :*
sumber foto dari Narata Karia
asiknyaaa..borong buku apaa di TS :*
BalasHapus