9. Tempat yang Disebut Kota New York
Musim semi telah tiba dan semua
perhatian mulai difokuskan akan datangnya hari Paskah. Setiap hari Ali menggunakan
krayon untuk menggambar bunga, kelinci atau anak ayam berwarna kuning untuk
ibunya. Ia akan memberikannya pada Jumat malam ketika ibunya datang untuk
menjemput. Ia sudah tak sabar untuk memburu telur Paskah di
halaman belakang dan menyambut kegembiraan berada di rumah lagi selama seminggu.
Ali berdiri di jalan masuk rumah
Mrs Amity untuk menunggu ibunya. “TIIIN, TIIIIN, TIIIN” terdengar suara klakson
mobil yang begitu akrab. Ibunya telah datang! Reynolds berada di kursi belakang
sedang membaca komik dan masa bodoh ketika adiknya melompat ke kursi depan.
“Hai sayang, ibu punya kabar
menggembirakan untuk kalian semua.” ujar ibunya sekonyong-konyong. Ali menoleh Reynolds
yang mengangkat bahu dan menggelengkan kepala, mengindikasikan bahwa ia pun tak
tahu apa-apa.
“Ibu, aku punya beberapa gambar
untukmu.” ujar Ali mengangkat karya seni Paskahnya.
“Sayang, gambar itu begitu indah.
Ibu akan melihatnya segera setelah kita sampai di rumah, oke?”
Perjalanan pulang ke River Street
menghabiskan waktu sekitar 10 menit dan ibunya berbicara dengan semangat
sepanjang jalan.
“Ibu sudah membicarakan dengan
ayahmu setiap malam selama seminggu ini di telepon. Ia mengatakan bahwa sudah waktunya kita semua
hidup bersama-sama dalam satu tempat.”
Tiba-tiba Reynolds tertarik untuk
menyimak. Ali tak percaya tentang ‘satu tempat’ yang dimaksud ibunya. Tapi saat
itu hatinya mulai berdetak lebih cepat. Mungkin doanya pada malam Natal itu benar-benar
menjadi nyata!
“Seperti yang kalian tahu ayahmu bernyanyi
pada pertunjukkan di kota New York. Menurutnya
pertunjukkan itu akan berlangsung dalam lama. Ia ingin kita
menjual rumah kita disini dan pergi untuk tinggal bersamanya. Bukankah itu
menyenangkan?”
Keduanya mendengarkan dengan baik setiap
kalimat yang ibu mereka katakan.
“Kota New York!” anak-anak memekik
penuh semangat dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Ingat, ibu pernah menunjukkannya
di globe dimana kota New York berada, itu adalah kota yang sangat jauh dari Valley.
Kota itu memiliki gedung-gedung tinggi untuk tempat tinggal dan taman besar
untuk bermain. Terbaik dari semua yang ada disini, kita semua akan bersama-sama
disana.” jelas ibu mereka.
“Apakah kita akan mengajak para
kerabat?” tanya Ali yang berpikir tentang Nenek Nettie dan Paman Dan.
“Oh, tidak. Mereka takkan pernah
meninggalkan California.” geleng ibunya.
“Jadi, bagaimana pendapat kalian?”
Ali berpikir tentang kebahagiaan
ketika mereka semua bersama-sama, sebisa mungkin dimanapun berada. Dia hanya
bisa mengingat beberapa kali ketika ayahnya berada di rumah. Sekali, ketika ia bernyanyi
di radio dan memenangkan beberapa barang termasuk satu set televisi. Lalu, seseorang
datang ke rumah mereka dan memotret berkali-kali ketika mereka bersama-sama. Salah
satu foto itu diambil di meja makan dapur kecil mereka. Mereka berpura-pura makan
sereal dan minum jus lalu dikomando untuk tersenyum. Foto Itu seperti gambar
pada buku Dick dan Jane, semua bersama-sama dan tersenyum, rasanya agak lucu.
Ali satu-satunya yang berbalik melihat orang yang memotret. Rasanya aneh ketika
kita sedang sarapan, ada seseorang dengan sengaja mengambil gambar. Namun,
itulah satu-satunya foto yang mereka punya ketika bersama-sama.
“Ali, Reynolds ingin pergi,
bagaimana denganmu? Apa yang kamu pikirkan?”
“Rasanya menggembirakan, tapi juga sedikit
sedih meninggalkan Nenek Nettie dan Paman Dan. Apakah aku bisa membawa Smokey
Bear dan pistol-pistolanku?” tanya Ali menatap ibunya .
“Smokey tak apa, tapi tinggalkan semua senjata, busur dan anak
panah juga ketapel. Kamu tak memerlukannya di kota New York. Mereka memiliki
banyak polisi disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar