7. Germans di Halaman Belakang
Ali dan Reynolds datang melalui
pintu depan. Mereka berhenti untuk mengawasi ibu. Suara mesin pemotong rumput
terdengar dari halaman belakang. Ternyata Ibu mereka sedang memotong rumput .
“Kau takkan mengatakan apa-apa kan?!”
ancam Reynolds pada adiknya. Ali yang kehabisan napas hanya menggelengkan
kepala dan mengangguk setuju atas permintaan kakaknya. Lalu mereka masuk kamar
masing-masing. Di kamarnya Ali mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukannya.
Dia ingin menyembunyikan koin yang didapatnya dari mencuri botol karena dua
alasan. Dia tak ingin Reynolds menemukannya dan uang itu menyimpan sebuah
keburukan, terutama cara mendapatkannya.
Ia meletakkannya di salah satu
kantong jubah mandinya di lemari. Baju dan tangannya kotor semua karena aktifitas penggalian untuk mencuri
botol. Ia membersihkan pakaiannya dan mencuci tangan di kamar mandi. Ia bercermin dan mendapati wajahnya masih sedikit
memerah, tapi setidaknya bersih. Diam-diam ia melongok ke kamar Reynolds yang
sedikit terbuka. Kakaknya itu sedang santai melihat-lihat majalah ‘Boy’s Life”.
Ali memutuskan untuk menemui ibunya
di halaman belakang. Mungkin bisa sedikit menenangkannya. Ia ingat, ketika
ibunya membaca surat dari ayahnya dan mengatakan betapa sulitnya melakukan
segala sesuatu sendirian sementara tak ada ayahnya.
“Hai.” sapa Ali sambil melambai pada
ibunya yang masih mendorong pemotong rumput tua yang bising di sekitar
pekarangan. Ibunya balas melambai cepat dan terus memotong rumput. Ali memandang
halaman mereka. Sebenarnya tak banyak rumput untuk dipotong, hanya serumpun parasit
yang kadang-kadang menggumpal diantara rerumputan hijau.
Ibunya menanam beberapa bunga dekat
jendela yang disebut “Germans” sungguh lucu karena ia mengatakan keluarganya adalah
orang Jerman dan datang ke Amerika dari sebuah negara yang disebut Jerman
dahulu kala. Kadang-kadang membingungkan, mengapa ibunya selalu menunjukkannya
berbagai letak-letak negara melalui globe.
“Ya” , ibunya pernah mengatakan
padanya “Di sini adalah negara di mana kakek berasal.”
“Ibu, apakah aku boleh menyiram Germans?"
celetuk Ali .
“Apa?”
“Bolehkah aku menyirami Germans
yang dekat jendela?”
Ibunya berhenti memotong, menyeka dahinya
dengan bandana dan tersenyum pada putrinya.
“Sayang, bunga itu namannya
Geranium, bukan Germans, Germans adalah sebutan orang-orang yang berasal dari
Jerman seperti kakek. Dan tentu saja, kamu boleh manyiramnya.”
Ali menyalakan keran dan menyirami
Geranium. Sebuah kata baru untuknya. Sepertinya setiap hari ada sesuatu yang
baru untuk dipelajari.
“Jadi kenapa nama terakhir kita
adalah Spain, apakah kita dari Spanyol, tempat Christopher Columbus pergi untuk
mencari uang lalu datang ke California?” tanya Ali penasaran. Ia tahu hal-hal seperti
itu dari sekolah dan juga dari Paman Mack yang selalu menceritakan kisah-kisah
yang terjadi pada masa lampau. Ibu Ali duduk di beranda yang mengarah ke pintu
belakang rumah dan memandangi rumput yang baru dipotongnya seraya menjawab
pertanyaan putrinya.
“Christopher Columbus tidak datang
ke California, tapi kamu benar bahwa ia pergi ke Spanyol untuk mencari uang dan
berlayar ke Amerika. Nama belakang ayahmu Spain mungkin karena keluarganya
datang dari Spanyol. Tapi kami tidak tahu pasti, karena itu sudah lama sekali.”
Ali berpikir tentang segala sesuatu yang diceritakan ibunya.
Saat itu Reynolds yang menguping obrolan
mereka berteriak dari jendelanya yang terbuka.
“Kau begitu bodoh Ali!” Dia
menertawakan dan mengejek adiknya.
“Cukup, Reynolds. Jangan ganggu
adikmu!” teriak ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar